Sabtu, 30 Mei 2015

Su Asu


Di sebuah kampung di daerah Papua, tinggallah seorang missionaris dari Jawa sebut saja namanya Pak Leo. Entahlah nama lengkapnya siapa mungkin Leonardus Sumarji atau siapa tapi orang-orang kampung memanggilnya Pak Leo begitu saja.
Pak Leo bersahabat akrab dengan seorang anak lelaki penduduk asli setempat.  Namanya Yakobus usianya sekitar 12 tahunan, mereka bertetanggaan mungkin jarak rumah Yakobus dan mess tempat tinggal Pak Leo sekitar 50 meteran.
Suatu hari Yakobus lari terburu-buru, ia bergegas mencari Pak Leo.  Pak Leo yang sedang istirahat terkejut dengan kedatangan Yakobus yang pucat dan dengan muka memelas.  "Pak Leo... tolong kami, Bapak harus tolong kami, ... !" teriak Yakobus sambil menarik-narik tangan Pak Leo.
"Iya ... tapi ada apa?!" jawab Pak Leo sambil menenangkan Yakobus.
"Anjing saya sakit Pak, sudah tiga hari tergeletak ... ayo cepatlah Pak !" rengek Yakobus.
"Hlahhh..!!" Pak Leo tersenyum kecut.  Salah tempat ini anak, pikir pak Leo dalam hati.  Tapi ia segera menyadari kondisi di kampung itu tentu berbeda dengan perkotaan dimana ada dokter khusus hewan, ada toko-toko obat dan hampir semua tersedia.  Tapi di kampung terpencil begini mana ada.  Dan kadang kala orang pendatang dianggap tahu semua dan bisa semua, sehingga
sampai soal anjing sakit pun ditanyakan padanya.  Tapi Pak Leo tidak ingin mengecewakan Yakobus.  Ia pun tersenyum, "Baiklah ... ayok, dimana anjingmu !?"  mereka pun bergegas ke rumah Yakobus.

Benar saja, sesampai di rumah Yakobus terlihat anjingnya tergeletak kurus seperti mau mati.  Pak Leo kebingungan apa yang mesti diperbuat, ia belum pernah menangani anjing sakit.  Terlihat anjing itu tidak mau makan dan pucat.  Pak Leo yang kebingungan kemudian meletakkan tangannya di atas kepala anjing spontan saja ia mengatakan " SU ... ASU, KOWE NEK AREP
MODAR YO GEK NDANG MODARO, ... NEK AREP URIP YO GEK NDANG WARASO !"  

Yakobus yang tidak mengerti bahasa Jawa hanya tersentum, dia pikir mungkin Pak Leo sedang mengucapkan doa dalam bahasa Latin. Dan diam-diam ia mengikuti dalam hati dan menghafalnya.  Setelah itu kemudian pak Leo kembali pulang ke messnya.

Tiga hari kemudian Yakobus datang kembali ke mess Pak Leo.  Ia berlarian sambil membawa anjingnya tapi kali ini mukanya berbinar-binar ceria, rupanya anjingnya telah sembuh sehat seperti sedia kala.  Kedatangannya tentu untuk memberitahu Pak Leo bahwa anjingnya telah sembuh.  Tapi ia kaget, mess nampak sepi tak nampak Pak Leo.  Di depan pintu ia di hadang oleh seorang suster, ia diberitahu kalau Pak Leo sedang sakit dan istirahat di kamar, tak boleh diganggu.  Yakobus terus merengek dan memohon, dan akhirnya suster pun mengizinkan Yakobus menengoknya dengan catatan tak boleh lama-lama.  Yakobus mengangguk tanda setuju.  

Melihat Pak Leo tergeletak di tempat tidur, tanpa pikir panjang Yakobus datang menghampirinya lalu meletakkan tangannya di kepala Pak Leo sambil mengucapkan mantra yang di luar dugaan " SU ... ASU ... KOWE NEK AREP MODAR YO GEK NDANG MODARO, ... NEK AREP URIP YO GEK NDANG WARASO !"  Gubrakss..., Pak Leo kaget bukan main tapi segera tertawa terbahak-bahak diikuti suster.   Dan anehnya nggak lama kemudian Pak Leo sembuh, .... hehehehe ... mungkin karena tertawa adalah obat paling manjur ...HAHAHAHA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar