Ini kisah tiga ulat bulu.
Alkisah sampailah perjalanan tiga
ulat bulu di tepian sungai. Mereka telah memakan banyak dedaunan,
nyaris pepohonan di tepian sungai itu meranggas karena daunnya habis
mereka makan.
Dari atas sebuah pohon mereka melihat ke
seberang sungai, disana terlihat dedaunan yang hijau subur dan aneka
bunga yang mempesona. Timbullah
keinginan mereka untuk sampai kebun di seberang sungai tersebut dan
menikmati dedaunannya yang hijau ranum. Niat mereka sangat kuat,
sehingga mereka turun dari pohon dan berniat menyeberangi sungai.
Ketika
sampai di tepian sungai, mereka terhenyak melihat derasnya aliran air
sungai dan lebarnya sungai yang ada di depan mata mereka. Berembuglah
ketiga ulat bulu ini, bagaimana caranya mereka bisa sampai di seberang
sungai.
Ulat 1:
Aku akan menyeberang dengan perahu daun kering yang banyak berserakan disini.
Ulat 2:
Aku akan menyeberang lewat jembatan disana, biarpun jauh aku akan aku jalani.
Ulat 3:
Teman2,
sudahlah ... setelah aku renungkan kita terlalu serakah, terlalu banyak
yang kita makan tapi masih kurang juga. Sepertinya tak ada kenyangnya
kita. Lihatlah ke belakang yang telah kita makan dan orang2 yang sedih
karena perbuatan kita. Aku merasa sudah cukup, dan aku akan bertapa
menghentikan ini semua dan merenungkan perbuatanku.
Ulat 1 + Ulat 2:
aaaahh...kamu
ini ngaco, semua yang ada ini kan disediakan untuk kita. Lihatlah
kedepan, banyak yang akan kita nikmati di depan kenapa berhenti hanya
karena hambatan kecil sungai ini. Sudahlah kalau kamu menyerah, kami
berdua akan menyeberang ... tinggallah kamu sendiri disini.
Akhirnya,
ulat 3 mencari tempat yang aman, naik ke sebiah pohon dan memulai
bertapa. Sedangkan kedua ulat itu nekad menyeberangi sungai.
Sehari,
dua hari, tiga hari ulat 3 ini terus tekun bertapa, merenungkan
perbuatannya, menebus kesalahannya dan terus memperbaiki sisi dalam dan
luarnya. Badannya berangsur-angsur berubah menjadi kepompong. Akhirnya
setelah tujuh hari selesailah masa bertapanya dia keluar dari cangkang
kepompong dan dia telah berubah menjadi makhluk baru yang sangat indah
dan menyenangkan. Ia telah berubah total, baik fisik maupun batinnya.
Ia tidak serakah lagi, ia tidak memakan dedaunan lagi, ia hanya memakan
sari2 bunga yang berupa madu dan membantu penyerbukan bunga2. Ia telah
berubah menjadi kupu-kupu.
Tiba-tiba ia teringat kedua
temannya, lalu dia terbang kesana kemari siapa tahu dapat menemukan
kedua temannya itu. Pandangannya tertuju ke seberang sungai, disana
bunga2 masih bermekaran dengan indah dan dedaunan masih hijau segar. Ia
mulai ragu dan was-was, jangan2 kedua temannya tidak sampai di seberang
sungai. Dia terbang dengan lincah dan ringan kesana kemari mencari
kedua sahabatnya itu.
Dugaanya benar, ketika terbang di
atas jembatan dia melihat kebawah. Dilihatnya sesosok bangkai dirubung
semut yang rupanya habis diinjak orang beberapa hari yang lalu. Hatinya
sedih melihat nasib sahabatnya itu. Lalu dia terbang mencari sahabat
yang satunya lagi. Dan benar saja, sesosok bangkai sahabatnya hanyut
dibawa alirang sungai yang deras. Hatinya sedih mengenang kedua
sahabatnya yang malang, kini dia sendirian terbang kesana kemari di
antara kembang2 yang mekar harum di seberang sungai itu.
Untunglah beberapa saat kemudian dia bertemu dengan beberapa kupu2 disana dan menjadi sahabatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar